Untuk meningkatkan kesadaran soal pendidikan di berbagai belahan dunia.
Bertekad mengejar rekor dunia sebagai manusia pertama yang keliling dunia menggunakan Tuk-tuk atau bajaj, dua orang guru asal Inggris bertekad menempuh perjalanan sepanjang 37.000 km melintasi empat benua.
Mereka akan melakukan perjalanan menuju kawasan Amerika Selatan melalui benua Afrika dengan menggunakan Tuk-tuk, kendaraan roda tiga yang populer di kawasan Asia Tenggara.
Adapun tujuan yang hendak mereka capai lewat aksi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang masih ada masyarakat di bagian dunia lain yang kesulitan mendapatkan akses pendidikan.
Jika sukses, perjalanan yang mereka lakukan bisa memecahkan rekor dunia untuk perjalanan terpanjang dengan menggunakan bajaj (rekor terpanjang saat ini mencapai 23.000 km).
Perjalanan keliling dunia ini bisa dibilang sangat sulit, mengingat kenyataan bahwa bajaj memiliki kecepatan tertinggi hanya 34 km per jam.
"Kami tidak memiliki semua keterampilan yang diperlukan untuk mengendarai bajaj ini," ujar Rich Sears, salah satu guru seperti dikutip laman telegraph.
"Kami kemudian mempelajari beberapa hal seperti pelatihan bertahan hidup serta belajar soal mesin kendaraan ini. Kami telah diberitahu bahwa Tuk-tuk memiliki mesin 395 cc yang pada dasarnya mirip dengan mesin pemotong rumput," tambahnya.
Rich Sears dan rekannya, Nick Gough, telah melakukan pemanasan dengan melakukan perjalanan mengelilingi sejumlah kota di Inggris sebelum menggelar ekspedisi keliling dunia yang mereka harapkan akan selesai pada akhir tahun 2013.
Rute keliling dunia tersebut akan membawa mereka dari Perancis ke Turki, kemudian seterusnya ke Mesir dengan menggunakan kapal ferry.
Setelahnya, mereka akan ke Afrika Selatan, menyeberang ke India dan Singapura lalu ke pantai barat Amerika.
Dari sana mereka akan melakukan perjalanan ke selatan melalui Amerika Tengah dan melintasi Amerika Selatan untuk mengakhiri perjalanan mereka di kota Rio de Janeiro, Brazil.
Mereka juga telah membuat sebuah situs, TukTukTravels.com, yang akan memberitakan tentang kemajuan perjalanan tersebut. Selain itu, situs tersebut akan menampilkan pula film tentang proyek kecil dan proyek amal yang mereka temui di sepanjang perjalanan.
Saat ini, mereka tengah berencana untuk melakukan pertemuan dengan perwakilan dari Branches of Life, sebuah organisasi untuk anak-anak jalanan di Uganda dan Sekolah BhuPu Sainik di Besishahar, Nepal, yang didirikan oleh pensiunan tentara Gurkha untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak desa di wilayah pegunungan Himalaya.
0 comments:
Post a Comment