Bisa  dibilang, sang dokter melakukan 
pembedahan 'swalayan'. Seorang dokter yang ditempatkan di ekspedisi Antartika pada tahun 1961 melakukan operasi usus buntu sendiri. Pilihan itu ia ambil karena sulitnya situasi. Cuaca yang memburuk menyulitkan untuk mengontak bantuan, sedangkan ia hanya satu-satunya dokter di sana. Demam dan rasa sakit di perut kanan bawah membuatnya terpaksa melakukan operasi usus buntu pada dirinya sendiri.
Dibantu  oleh rekan-rekannya satu tim, seorang insinyur dan seorang meteorolog,  pada malam hari ia membedah dirinya sendiri, dengan bius lokal dan  alat-alat medis yang ada di di pos tersebut. Ia membuat sayatan  sepanjang 12 cm, menyuntikkan antibiotik sendiri ke rongga perut, dan  mengeluarkan usus buntu yang meradang. Sang dokter berhenti sejenak  setelah sekitar 30 menit mengoperasi karena merasa pusing dan  penghliatannya sama-samar.  Dan setelah itu ia melanjutkan kembali  operasinya. Operasi berlangsung sekitar 1 jam. Sang dokter berkebangsaan  Rusia itu pun pulih dalam 5 hari, dan 2 hari berikutnya jahitan  opersinya dilepas.pembedahan 'swalayan'. Seorang dokter yang ditempatkan di ekspedisi Antartika pada tahun 1961 melakukan operasi usus buntu sendiri. Pilihan itu ia ambil karena sulitnya situasi. Cuaca yang memburuk menyulitkan untuk mengontak bantuan, sedangkan ia hanya satu-satunya dokter di sana. Demam dan rasa sakit di perut kanan bawah membuatnya terpaksa melakukan operasi usus buntu pada dirinya sendiri.








0 comments:
Post a Comment