Sunday, July 3, 2011

7 Ritual Kematian Yang Tidak Biasa

7. PEMAKAMAN TANA TORAJA


Pemakaman di wilayah Tana Toraja Indonesia adalah  sebuah ritual agung. Upacara pemakaman disertai dengan musik, tari-tarian dan pesta untuk sejumlah tamu. Dimengerti, kematian di sini adalah sebuah kesempatan mewah dengan harga yang mahal. Jadi, keluarga almarhum diberikan penangguhan, mereka tidak perlu menguburkan tubuh mayat dengan segera. Mereka hanya dapat membungkusnya dan menyimpannya di dalam rumah mereka, sementara mereka menabung untuk biaya pemakaman. Tabungan dapat waktu berminggu-minggu, bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sementara waktu itu, mayat diperlakukan sebagai orang sakit dan dimasukkan dalam rutinitas sehari-hari. Sebuah pemakaman yang sebenarnya terjadi ketika keluarga melakukan upacara kematian dan peti mati ditempatkan di kuburan berupa gua atau tergantung di tebing.


6. KEMATIAN YANG MEMPESONA


Orang-orang sekarang dapat ‘memakai’ orang yang mereka cintai di jari-jari mereka. Sebuah perusahaan Amerika yaitu LifeGem menawarkan kesempatan bagi mereka yang mati dan dicintai menjadi sebuah berlian sintetik. Proses ini dimulai dengan menangkap karbon dari tubuh pada saat dikremasi dari almarhum. Karbon dari tubuh orang mati ini kemudian diubah menjadi grafit selanjutnya menjalani sebuah proses dengan suhu dan tekanan sangat tinggi untuk mendapatkan kristal mengilap seperti berlian. Harganya berkisar dari $ 3500 sampai $ 20,000 tergantung pada ukuran karat.


5. PETI MATI FANTASI


Jika saja Elvis meninggal di Teshi (Ghana), maka dia akan dikuburkan dalam sebuah peti mati berbentuk gitar. Warga pinggiran Accran ini mempunyai kebiasaan menguburkan mereka yang mati dalam peti mati fantasi. Peti mati ini mengambarkan profesi almarhum. replika raksasa botol coke, buah-buahan atau ‘gadget’ lainnya akan ditampilkan di ruang pamer peti mati.


4. ENDOCANNIBALISME


Mungkin ini ritual kematian terburuk yang pernah ada.Endocannibalisme adalah praktik di mana orang memakan tubuh orang yang mati. Ide di balik kebiasaan mengerikan ini adalah kepercayaan bahwa dengan memakan tubuh si mati maka sekaligus akan ‘menghisap’ sifat-sifat almarhum untuk asimilasi roh. Beberapa suku di Amerika Selatan dan Australia dikatakan telah mempraktekkan ritual menyeramkan ini. Tapi banyak akademisi merasa endocannibalisme adalah tuduhan palsu dilemparkan oleh kolonial pada masa awal untuk mendapatkan alasan dominasi politik. Menurut antropolog Napoleon Changon, komunitas Yanomamo di Amerika Selatan masih makan abu dan sisa tulang orang yang mati setelah di kremasi.


3. MUMIFIKASI DIRI SENDIRI


Hal ini membuat ritual menjelang kematian terdengar seperti lelucon. Beberapa biksu Budha yang disebut Sokushinbutsu di Jepang tidak hanya melakukan bunuh diri, mereka juga melakukannya dengan cara yang dipercaya menyebabkan mereka menjadi mumi. Proses ini dimulai dengan diet kacang dan buah-buahan dikombinasikan dengan kegiatan fisik yang keras. Penghapusan lemak tubuh tercapai dengan langkah pertama. Langkah kedua melibatkan kehilangan cairan tubuh dan meracuni tubuh mereka untuk mencegah serangan belatung. Ini dicapai dengan mengkonsumsi kulit, akar dan teh beracun selama seribu hari.


Pada tahap terakhir, biarawan itu akan memasuki sebuah makam batu, duduk dalam posisi lotus dan menunggu kematian. Dia akan membunyikan lonceng setiap hari untuk membiarkan sesama biarawan tahu bahwa dia masih hidup. Dan kemudian ketika lonceng tidak lagi berbunyi, para biarawan akan menyegel makam, menunggu 1000 hari lagi sebelum membukanya untuk memverifikasi mumifikasi itu.


2. PUASA UNTUK KEMATIAN


Vimla Devi, seorang wanita India melawan kanker, meninggal pada 2006. Penyebab kematian itu bukan kanker tapi puasa selama 13 hari yang disebut santhara. Ini kematian sukarela dengan puasa yang dipraktekkan oleh Jain, sebuah komunitas yang percaya anti kekerasan terhadap semua makhluk. Santhara biasanya dimulai setelah orang memutuskan bahwa tujuan hidupnya sudah tercapai dan siap untuk pemurnian spiritual. Dikenal ritual yang mirip, yang sering dianggap sebagai bentuk bunuh diri atau euthanasia. Namun, dalam komunitas, santhara menabukan hal ini.


1. EXPOSURE


Zoroastrianisme percaya bahwa setelah kematian tubuh hanya membuat pencemaran saja. Kremasi atau penguburan dikesampingkan karena mereka beranggapan akan mencemari unsur-unsur sakral seperti api dan bumi. Jadi, mereka melakukan sebuah ritual yang disebut eksposure orang mati. Tubuh almarhum disimpan di menara yang disebut Tower of Silence dan dibiarkan dimakan oleh burung nasar. Praktek ini sekarang masih dilakukan di anak benua India. Berkurangnya populasi Hering burung pemakan bangkai di India telah menyebabkan proses ini menjadi mengerikan. Beberapa Foto terakhir, menunjukkan tumpukan mayat semakin membusuk di atas Tower di Mumbai (India), dan membangkitkan kontroversi dalam masyarakat

0 comments:

Post a Comment